Diberdayakan oleh Blogger.

Catatan Perjalanan Singkat

Setiap hal, apapun itu, memerlukan serangkaian proses sehingga didapatkan hasil yang diinginkan. Nasi yang tersaji hangat di meja, dengan uapnya yang masih mengepul ketika tutup magic com dibuka, itu pun melalui serangkaian proses. Mulai dari menanam, menyiangi rumput dan gulma, sampai dengan memanen, merontokkan padi, menjemur gabah, memisahkan gabah baik dengan gabah kosong, yang mana proses ini ibu-ibu kadang menggunakan tampah dan kipas angin, lalu gabah yang benar-benar berisi dimasukkan dalam karung yang kemudian digiling, setelah menjadi beras masih ditapeni, dipisahkan beras utuh dengan menir (beras yang patah), dipisahkan beras dengan las-nya (las= gabah yang tidak tergiling sehingga kulitnya masih ada), dibersihkan sekiranya ada kerikil yang ikut serta, setelah itu masih dipususi (dicuci) sebelum akhirnya dimasak, hingga akhirnya menjadi nasi yang kita santap sehari-hari.

Barangkali tidak hanya nasi, bensin yang kita gunakan sehari-hari, emas, dan masih banyak lainnya, itu pun mengalami proses sehingga didapatkan material terbaik yang dapat kita ambil manfaatnya. 

Masih ada kaitannya dengan substansi tulisan sebelumnya yang berjudul Meraih Status ASN adalah Prestasi?,  dalam kehidupan sosial-rumahtangga juga mengalami proses yang demikian. Ketika dua insan sedang jatuh cinta, semua yang nampak adalah kebaikan-kebaikannya saja. Ada yang diawali suka  karena rupa (cantik-tampan-gagah), ada yang karena kepintarannya, ada yang karena hartanya, karena kecakapannya, dll. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai menemukan sisi-sisi lain dalam kehidupan. Tantangan demi tantangan mulai berdatangan menguji keteguhan mereka. Hingga pada akhirnya takdir yang berbicara, apakah mereka tetap bersama ataukah sebaliknya. 

Iman, adalah keteguhan dalam hati bahwa tidak ada zat yang benar-benar wujud kecuali hanya Allah saja. Untuk menumbuhkan hal tersebut tidak dapat serta merta ada. Prosesnya memerlukan waktu dan pengalaman-pengalaman yang terjadi semasa hidup. Untuk menjadi mahasiswa saja perlu menjalani tes masuk, untuk menjadi pegawai perlu melalui seleksi, untuk menjadi pejabat pun perlu serangkaian fit and proper test. Apalagi dengan hal yang sangat penting yang berupa iman. Maka pertanyaan retoris pun terlontar untuk kita semua, "apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi? 

Ujian-ujian yang ada, sejatinya merupakan proses, yang endingnya adalah cinta yang murni. Mau 'polah' sebebas apapun akhirnya juga akan kembali. Mau mengunggulkan apapun toh akhirnya juga bersama lagi. Mau kemayu, mbagusi, nggleleng seperti apapun itu nanti juga ada batasnya, dan kamu tetap manusia biasa dengan segala sifat kemanusiaanmu. Maka disaat itulah kamu akan menerima sesamamu, dan kamu akan diterima sebagaimana dirimu sebagai manusia, sesuatu yang murni, tanpa syarat, sebagai sesama hamba Allah Yang Maha Kasih.

Selamat hari Jumat, Lur. Berkah untuk kita semua.

Salam,
Agus Tri Yuniawan
Sumber gambar: SS Youtube
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Alhamdulillah, insyaa Allah besok dilaksanakan pemilu 2019 di negara kita tercinta ini. Hampir semua calon wakil rakyat baik DPRD Kab/ Kota, DPRD Provinsi, DPR RI, DPD RI, adalah orang Islam. Apalagi capres dan cawapres kita, semua adalah muslim, beriman, dan mereka dekat dengan ulama. 

Dua hari ini adalah masa tenang kampanya. Berkah sebagai orang beriman adalah ketika berikhtiar mendapatkan ketenangan yaitu dengan umroh, dzikir, istighosah, dll, tidak dengan datang ke dukun, miras, apalagi narkoba. 

dan,

Muhammadiyah tidak bisa menjaga Islam sendirian, NU tidak bisa menjaga Islam sendirian, aku tidak bisa sendirian, begitu juga kamu. Tapi yang jelas, Islam akan selalu dijaga Allah hingga hari kiamat.

Maka, mari bersyukur kita ditakdirkan sebagai orang Islam. Mari bersyukur kita ditakdirkan menjadi orang yang beriman. Yang menggantungkan agama dan negeri ini hanya kepada Allah subhanahu wata'ala, dan kita berkontribusi di dalamnya melalui pesta demokrasi esok pagi. Dan yang namanya pesta, yuk bergembira. Sampai jumpa di TPS yaa, Lur.

Sumber Gambar: jawapos[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sahabatku, pembenci dan pecinta selalu ada dalam kehidupan. Status ini bisa disandang oleh siapapun termasuk diri kita. Apa sih urgensinya sehingga penulis tergerak untuk menyoal tentang hal ini?

Sahabatku, misalkan ada dua orang, yang satu adalah pembenci dan lainnya adalah pecinta, tentulah kita tidak bisa melihatnya secara fisik, karena perbedaan terletak didalam hati mereka, dan ini tidak kasat mata. Pun tak dapat dipungkiri bahwa lahirnya tindakan-tindakan lahiriyah itu pun bermula dari hati. Itulah mengapa sepertiga urusan agama mengatur tentang sesuatu yang tidak nampak ini.

Baik, mari kita ingat kembali kisah tentang seekor katak dan cicak dalam sejarah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam. Ketika beliau dibakar oleh Namrud, seekor katak demikian inginnya menolong beliau. Lalu singkat cerita dia mengisap air dari sungai, menyimpannya dalam tembolok, lalu menyemburkannya kedalam api yang demikian membara. Ia lakukan itu berulang-ulang sampai kelelahan, dengan harapan agar kekasih Allah ini selamat dari kobaran api. Namun di sisi lain, cicak justru menghembus-hembuskan udara seperti orang yang meniup tungku masak.

Sahabatku, yang dilakukan katak tersebut adalah sesuatu yang sangat kecil. Meski ribuan katak yang datang dan melakukan hal yang sama pun, sama sekali tak akan berarti, alih-alih memadamkan api. Pun demikian halnya dengan yang dilakukan cicak. Mau ditiup sekuat apapun, meski didatangkan pula jutaan cicak tetap tidak akan membuat api semakin berkobar, karena api sudah sangat besar. Namun yang menarik adalah status yang disandang oleh masing-masing mereka. Katak menyandang status sebagai pecinta dan cicak adalah si pembenci. Hal inilah yang membuat Allah memberi apresiasi kepada si katak.

Sahabatku, dalam kehidupan ini pun demikian. Ketika kita diberikan kekuatan sehingga mampu melaksanakan shalat misalnya, meski belum bisa sempurna, masih ingat ini, masih ingat itu, kadang-kadang lupa, bacaan belum hafal, gerakan masih ragu apa sudah benar atau belum, tetapi kita tetap melaksanakannya, itu masih lebih baik daripada tidak mengerjakan sama sekali.

Kita memberi pada pengemis atau anak yatim meski cuma dua ribu atau lima ribu misalnya, itu sudah lebih baik daripada mengusir. Karena dengan memberi dan tidak mengusir itu kita sudah terhindar dari status pendusta agama.

Maka inilah urgensinya hal tersebut, yang dengan itu pula Allah sangat mengapresiasi isi hati kita. Kita beribadah 60 tahun, 70 tahun, dsb, tetapi Allah mengganjar kita dengan surga yang abadi. Kalau orang mengandalkan amal saja, tentu surga hanya bisa dirasakan setara dengan lamanya orang itu beribadah. Tetapi karena isi hati seorang mukmin ini, yang didalamnya berisi "andaikan aku hidup selamanya, aku tetap beribadah hanya kepada Allah", inilah yang dihargai oleh Allah kepadanya. Maka Nabi berkata, "innamal a'maalu binniyat", karena niat dalam hati itu sangat diperhitungkan.

Akhirnya saudaraku, meski kita belum bisa shalat dengan baik, meski belum bisa infak dengan baik, tapi kita tetap shalat. Meski masih berat lah, masih bolong-bolong lah, itu tetap lebih baik daripada tidak sama sekali. Sekalipun memang kita tetap terus berupaya menyempurnakannya. Maka ibarat kata, meski jalan terseok-seok lah, kaki terseret-seret lah, bahkan ngesot sekali pun, kita statusnya terus bergerak menuju Allah. Dan Allah Maha memperhitungkan segala yang ada, termasuk isi hati kita. Semoga kita menyandang status sebagai pecinta, bukan sebaliknya. Alhamdulillah.

Salam,
Agus Tri Yuniawan
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Bismillah, Alhamdulillah.
Persaat tertentu kadang ada lintasan pikiran yang teraktualisasi menjadi status whatsapp. Begitu status terposting, setelah 24 jam postingan tersebut auto-terhapus. Maka terkadang orang menjadi lupa pernah ngomong apa, pernah nulis apa, karena memang ada sesuatu yang dilakukan dengan kesadaran dan ada juga yang karena refleks. 

Berikut beberapa status WA yang penulis posting secara sadar, beberapa melalui tahap konsep, tapi ada juga yang spontan dan tidak terdokumentasikan, entah penulis ngomong apa, "mak cul" laksana anak panah terlepas dari busurnya, dan akhirnya lupa. haha

Apa gunanya posting seperti ini di publikasikan?

Gunanya untuk mengajak. Ayolah, sama-sama menulis, sama-sama bikin status, yuk sebarkan kebaikan-kebaikan, informasi-informasi, harapan-harapan, atau hal-hal lucu yang membuat kita tertawa, menertawai diri kita sendiri. Sehingga kita fokus, pada perbaikan diri sendiri, perbaikan umat, dan NKRI.












Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Coretan yang lalu

Tentang Saya


Penulis merupakan Agen Perubahan Informatika yang ikut menjaga konten-konten internet dari informasi hoax, isu SARA, plagiarisme, dan konten negatif lainnya.

Penulis juga bertugas sebagai admin medsos:
Padukuhan Dawung
Twitter @DawungID
Instagram @padukuhandawung
FB @padukuhan.dawung

SLB Negeri 2 Yogyakarta
Twitter @SLBN2Jogja
Instagram @slbn2jogja
FB @SLBN2Jogja

About Me






Tujuan dibuat blog ini:
(1) Sebagai nasehat dari penulis untuk diri penulis sendiri, agar tidak lupa, selanjutnya publik dipersilakan mengambil jika ada manfaatnya,
(2) Sebagai media dakwah, demi guyup dan rukunnya bangsa, untuk keutuhan NKRI,
(3) Sebagai sarana menulis


About Me

Postingan Populer

  • Laporan Aktualisasi Latsar CPNS 2019
    Setiap kegiatan pasti ada penghujungnya. Kini tibalah saatnya kami sampai pada kegiatan penutupan pelatihan dasar CPNS 2019. Pada sesi ak...
  • Status WA Kegiatan Latsar CPNS
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat ya, sahabatku semua. Tulisan kali ini penulis memunculkan tema tentang ...
  • Hubbul Wathan Minal Iman
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian sehat selalu, teman-temanku. Beberapa waktu kemarin, Mas Wildan membuka blog ini, dia bilan...
  • Catatan Latsar: Hari Kedua
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Kedua, Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Rabu, 3 Juli 2019. Kegiatan hari ini diawali dengan jogging ...
  • Catatan Latsar: Hari Pertama
    Bismillah, Alhamdulillah. Catatan kali ini dan 18 hari kedepan adalah catatan penulis selama menjalani Pendidikan dan Pelatihan Dasar (L...
  • Catatan Latsar: Hari Ketiga
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Ketiga Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Kamis, 4 Juli 2019. Seperti hari sebelumnya, setelah menjalanka...
  • Catatan Latsar: Hari Kedelapan (bagian 1)
    Selasa, 9 Juli 2019. Kegiatan pagi seperti biasa yakni shalat subuh berjamaah, olahraga, sarapan dan apel pagi. Selanjutnya ada tiga agen...
  • Catatan Latsar: Hari Keenam
    Ahad, 7 Juli 2019. Setelah kegiatan temu kangen, kami berkumpul untuk melaksanakan apel. Seperti biasa kami mengatur barisan di depan Asr...
  • Catatan Latsar: Hari Ketujuh
    Senin, 8 Juli 2019. Pada hari ketujuh ini, seperti biasa, kami memulai hari dengan kegiatan olahraga. Kali ini kami jogging di ling...

Sahabat Telah Singgah

blog counter

Blog Archive

  • ▼  2019 (41)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (27)
    • ►  Juni (2)
    • ▼  April (4)
      • Cinta Yang Murni
      • Sampai Jumpa di TPS
      • Pembenci dan Pecinta
      • Kumpulan Status Whatsapp
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (51)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (22)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (13)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Dibuat dengan Sepenuh Rasa