Diberdayakan oleh Blogger.

Catatan Perjalanan Singkat


Kalender 2017 segera berganti. 

Harapanku, Allah memaafkan kesalahan-kesalahan, mengampuni kekhilafan-kekhilafan, dan memperbaiki jiwa dan ragaku di tahun berikutnya. 

Aku tidak terlalu memikirkan rezeki-rezeki yang kuingini. Karena aku yakin rezeki untukku lebih tahu yang sesuai bagiku. Dan ia pun pasti datang padaku sesuai kebutuhanku. Karena padanya sudah tertulis namaku. 

Aku pun tak terlalu memikirkan kebanyakan kegalauan manusia tentang jodoh. Karena bagaimanapun engkau baper, menulis setatus-setatus enggak jelas, yang itu semua mungkin saja di skrinsut oleh teman2mu, hukum tetaplah sama, yang baik dapat yang baik, begitu pula sebaliknya. Maka perbaikilah dirimu. Dan syukuri setiap proses yang kamu jalani. 

Aku adalah orang yang bejo, beruntung. Pun demikian juga denganmu kawan-kawanku yang membaca tulisan ini. 

Apa lagi? 

Resolusi tahun depan nggak usah muluk-muluk, toh dulu tanggal 1 pernah bikin resolusi dan di tanggal 2 kalian pun lupa akan hal itu. Maka, targetmu simpel saja, "tahun ini aku shalat fardhu 5 waktu tertib di awal waktu", sudah itu saja kawan. Ya. 

O ya, dan ngapain juga nulis beginian? Ooh, ini untuk memantapkan jiwamu, mendewasakanmu. Disaat penduduk dunia kebanyakan setress memikirkan dunianya, maka tidak bagimu. Dan, kau tetap ingat kewajiban utamamu hidup disini. Tentang dari mana kamu, dan akan kemana kamu nantinya. 

Maaf kawan jika catatan ini terlalu panjang. Jemari ini menari mengikuti apa yang ada di kepala dan dirasa. Harapannya, jika suatu saat penulis lupa, kalian dapat berkata "hei, ingat!, kamu pernah nulis ini lho".

Maaf juga jika tulisan ini jika dirasa agak lebay. Dan tak perlu lah menjelaskan definisi-definisi saintis per kata dan kalimat, apa ini apa itu, cukup pahami saja dengan rasa. 

Salam, 
Agus Tri Yuniawan

Ditulis di @Masjid Gede Kauman
Bersama Zainal Abidin
Muh Sri Yuliawanto
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

bersyukurlah jika kamu bisa makan dengan mudah hari ini, karena ada orang-orang yang sekedar untuk makan saja perlu perjuangan yang berat.

syukurilah jika kamu diberikan kondisi hati yang selalu mengutamakan kejujuran, karena banyak orang-orang yang diberikan keadaan yang lebih baik, tetapi belum mampu untuk amanah.

syukurilah jika anakmu memiliki mainan dari kayu dan bambu saja, karena diluar sana banyak anak yang mempunyai mainan gadget jutaan yang justru membuatnya kecanduan dan semakin jauh dari Allah.

syukurilah jika isteri atau suamimu mempunyai paras fisik yang biasa-biasa saja, karena disana banyak orang yang diberikan kelebihan dalam penampilan tetapi justru hal itulah yang membuat retak rumah tangga.

syukuri juga ketika saat ini penghasilanmu pas-pasan, karena diluar sana banyak yang diberikan penghasilan lebih tetapi mereka tidak mampu mengelolanya, malah justru menghancurkan diri mereka sendiri.

syukurilah jika temanmu, sahabatmu, bisa diajak berfikir dalam kesulitan dan kesempitan yang kau alami, karena diluar sana banyak orang yang mempunyai teman tetapi ketika musim senang saja.

dan kau juga perlu bersyukur ketika keluargamu menjadi majelis musyawarah yang baik bagi dirimu, karena setiap sesuatu yang selalu difikir sendirian itu sangat melelahkan.

syukuri pula ketika kamu diberikan kemampuan mengendalikan dirimu supaya tidak lebay, karena ada orang-orang yang kurang mampu mengendalikan itu semua, dan kau tahu itu.

syukurilah jika kamu bisa melakukan kebaikan-kebaikan kecil, karena diluar sana banyak orang yang sebenarnya mempiliki potensi untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang besar, tetapi mereka tidak mampu melakukannya.

maka syukurilah hal-hal yang kusebutkan tadi, dan hal-hal lainnya yang serupa dengan itu. karena wujud rezeki tidak selalu berupa materi. materi tidak langgeng, tetapi yang langgeng itu pasti rezeki. dan Allah sudah menetapkan alokasi rezeki untukmu, maka jangan kau dengarkan bisikan-bisikan yang dengannya itu kau mengambil alih rezeki orang lain, karena sesuatu yang sudah ditetapkan tidak akan tertukar.

maka bertaqwalah kepada Allah, semoga dimanapun kamu selalu beruntung.

Salam,

Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: marryinglaterinlife[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Diantara sifat orang plegmatis adalah sedikit bicara dan cenderung menjadi pendengar yang baik. Tersebutlah orang itu Udin, dan ia sedang mendengarkan Mamas bercerita.

Mamas : Din, si Yadi itu tuh ya, kalau makan dibelakang kita tuh suka pake tangan kiri loh, padahal dia sendiri suka ceramah yak, suruh pake tangan kanan, ternyata dia sendiri nggak ngelaksanain.

Udin : Tangan kanannya baru sakit kali, Mas. Terus kamu ingetin nggak?

Mamas : Ya enggak lah, udah berkali-kali juga aku mergokin gitu. Dan tau nggak, kayaknya sih dia jarang pake parfum. Tiap deket dia kadang-kadang aromanya tuh..., beuhh...

Udin : ....

Mamas : Dan yang lebih aku nggak habis pikir nih Din, kemarin kan aku dimintai tolong setingin HP dia, tahu nggak, ternyata di history-nya, dia kadang buka gambar gituan. Ih, nggak kusangka Din. 

Udin : ....

Mamas : Eh, din, kamu kuajak ngobrol diem aja kenapa? Dengerin dong. Kasi komentar kek.

Udin : Iya, iya, aku dengerin kok. 

Udin : Mas, kamu adalah sahabatku yang baik, suka nraktir aku, ngasi pulsa aku, wah pokoknya kamu baik deh. Maaaaaf nih ya, maaaf sebelumnya, oke kukomentari deh, tapi jangan marah ya, gini, ketika kamu ceritain jelek-jeleknya si Yadi itu ke aku, aku khawatir, aku bener-bener khawatir. Aku khawatir jika aku punya kejelekan-kejelekan yang kamu ketahui, kamu juga bakal ceritain itu ke orang lain juga. Orang kejelekan dia aja kamu ceritain ke aku, sangat mungkin kalau kamu juga bisa ceritain kejelekanku ke orang lain. 

Dan tahu nggak, ketika kamu ceritain apa-apa tentang si Yadi tadi, tanpa sadar kamu sudah transfer pahala ke dia loh. Sayang kan, kamu udah capek-capek ngumpulin pahala, udah suka nraktir, suka bayarin macem-macem, eh, giliran dapat pahala, kamu kasih cuma-cuma ke orang lain. Sayang banget kan. Dan aku minta ya Mas, tuluuus kuminta padamu, jika suatu saat ternyata kamu tahu kekurangan-kekuranganku, SAMPAIKAN PADAKU SAJA, biar aku yang memperbaiki, dan aku akan sangat berterimakasih mas. Maaf ya, Mas, katanya minta ditanggapin. Eh... eh..., kok malah situ yang genti diem, walah ... jangan mewek mas, malah baper.

---end---

(ini sudah pernah ada belum ya? kalau belum, jika dibuat video pendek kayaknya apik, haha, colek teman-teman kfp)

Salam, 
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: youtube[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Kawan-kawan tolong diingat, kutulis ini agar tidak lupa. Kaidah fiqih ini berlaku untuk urusan dunia dan juga berlaku untuk urusan akhirat. 

Ù…َÙ†ْ اِسْتَعْجَÙ„َ Ø´َÙŠْئًا Ù‚َبْÙ„َ Ø£ََÙˆَانِÙ‡ِ عُÙˆْ Ù‚ِبَ بِØ­ِرْ Ù…َانِÙ‡ِ

"Barangsiapa yang terburu-buru ingin mendapatkan sesuatu maka ia dihukum dengan tidak mendapatkannya."

Kaidah ini bisa disesuaikan dengan situasi masing-masing. Dah, mau nyatet itu aja. Happy weekend, kawan.

Salam,
Agus Tri Yuniawan


Sumber Gambar: gifer[dot]com

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Berlalunya waktu merupakan keniscayaan yang pasti semua orang mengalaminya. Berbagai macam pengalaman hidup datang silih berganti. Ada beberapa orang yang pernah mengalami masa-masa indah, masa-masa terbaik, dan kini ia rindu akan hal itu.

Ada yang dulunya orang baik, namun karena lingkungan yang kini ia tinggali kurang baik, jadilah ia mengikutinya. Ada orang yang dulunya sehat, kuat, namun karena kebiasaan kurang baiknya sekarang tak sesehat dulu lagi. Ada orang yang dulunya ahli ibadah, namun karena larutnya ia dalam kesibukan menyebabkan ia lalai semuanya. Lebih jauh lagi disebutkan, ada orang yang sudah berpisah dengan jasadnya, ia meminta pada Rabbnya untuk dikembalikan hidup di dunia lagi.

Fulan, berapa banyak orang yang rindu dengan masa lalu. Syukurilah hal-hal baik yang engkau miliki saat ini. Mintalah kekuatan agar dapat mempertahankannya. Jika ternyata ia lepas dari genggamanmu, segera raih kembali hal itu. Jika tanganmu belum mampu meraihnya, mintalah pada Rabbmu agar Ia memperbaiki dan menguatkan hatimu. Sesungguhnya Rabbmu adalah yang paling sayang kepadamu. Jika hari ini Ia menyapamu, sambut dan ambillah segera. Karena hari ini pun akan menjadi masa lalu pada esok hari.

#catatan singkat, sambil menikmati dawet, @Prambanan

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: accidentallygreen[dot]org
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Mungkin kita pernah membuat sesuatu, kue, desain, atau hal lain misalnya, sudah direncana dengan baik, eh ada yang terlewat. Saat menjalani aktifitas, sudah dijadwal dengan baik, ternyata ada bagian yang lupa tidak terlaksana, atau terlaksana tetapi tidak sesuai yang diharapkan. Pernah mau menyampaikan sesuatu, sudah diatur kata-katanya, diplanning perkataan dan sikapnya, eh ada bagian yang lupa disampaikan, atau ada bagian yang seharusnya tidak dikatakan tetapi terucap. Maka setelahnya itu menjadi baper berkepanjangan, galau berkelanjutan, dan perasaan was-was dalam hati.
.
.
Perasaan-perasaan spontanitas tersebut adalah wajar. Teruntuk penulis dan teman-teman semua, tetapi jika perasaan baper, galau, dan was-was tersebut menjadi berkepanjangan, ketahuilah bahwa itu sumbernya dari setan. Dialah yang meniupkan perasaan was-was dalam hati, membisikkan pemikiran-pemikiran negatif yang dengannya itu menyebabkan galau dalam diri. Setan dapat datang langsung menghembuskan rasa was-was, dan atau bisa juga melalui seseorang yang mengucapkan perkataan yang membuat suasana semakin tidak tenang.
.
.
Kawan, kutulis ini bukan berarti kita tidak boleh menyusun aktifitas-aktifitas dengan sempurna, bukan berarti kita tidak boleh mengharapkan yang terbaik. Hal-hal yang terlewat dan menjadi catatan tersebut adalah pembelajaran yang baik untuk disempurnakan di masa kemudian. Tetapi disini poinnya adalah ketika dalam aktifitas ada sesuatu yang terlewat, ataupun terpenuhi tetapi kurang sempurna, maka kita perlu mewaspadai hadirnya setan yang berusaha menjauhkan dari ingatan kita kepada Allah. Dialah musuh kita yang sesungguhnya.

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: intisari[dot]grid[dot]id
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Setiap peristiwa, yang terjadi disekitarmu, baik itu di lingkungan keluarga, tetangga, masyarakat, bahkan bernegara. Yang kamu sukai, terlebih lagi sesuatu yang kau anggap itu buruk dan tidak kau sukai, tidak perlu dicela. Karena itu adalah tarbiyah dari Rabb-mu yang maha 'Aliim, yang mendidikmu melalui peristiwa-peristiwa, hingga kau dapat mengambil hikmahnya, yang dengannya itu kau menjadi semakin dekat pada-Nya.

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: franchiseindia[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Sebagai catatan, penulis pernah mendapati 3 situasi sebagai berikut:

Situasi 1
Pernah, dulu, penulis memposting status pada dini hari. Kayaknya keren sih, terkesan bijaksana. Namun setelah dievaluasi dan dievaluasi, ternyata postingan tersebut cuma pengen agar orang menilai "ooh... suka bangun pagi ya, pagi-pagi dah bangun ngapain ya, shalat malam kali ya..." dll dll, satu.
.
.
Situasi 2
Waktu SMA dulu, kelas 3, rajiin banget puasa Senin-Kamis. Tapi bukan karena menjalankan sunnah melainkan.... pengen lulus ujian. Dan bener, setelah lulus, praktis kegiatan tersebut juga 'lulus', alias nggak dikerjakan lagi.
.
.
Situasi 3
Kalau situasi ketiga ini, hasil pengamatan dan verifikasi terhadap orang yang sudah berpengalaman. Pada situasi ini, ada orang-orang yang ketika akan mendapatkan calon pendamping, mereka begitu care, lembut, perhatian sama calon mertuanya. Namun begitu sudah tercapai tujuan, yakni menikahi putra/putrinya, maka hidupku ya hidupku, hidupmu ya hidupmu. Point nya, kelembutan dan perhatian yang dulu ada, kini tak nampak lagi.
.
.
Kesimpulan.
Situasi 1 dan 2 menjadi pelajaran, bahwa kedudukan niat dalam diri itu sangat penting. Islam adalah agama yang sempurna. Urusan ke kamar mandi, urusan pake sendal, bahkan urusan yang tidak kelihatan seperti niat saja ada aturannya. Situasi 3 juga menjadi renungan. Ibarat kata orang bijak, belajarlah sabar dari orang pemarah dan belajarlah bijaksana dari orang bodoh. Maka belajarlah dari pengalaman-pengalaman orang lain, ambil nilainya dan kamu tidak harus mengalaminya sendiri. 
.
.
Akhirnya, ketiga situasi tersebut menggambarkan sikap egois. Dan setiap orang, adalah yang paling mengerti dengan situasi dan kondisi dirinya masing-masing. Sebagai closing statement, ternyata sibuk ngurusi diri sendiri itu asyik ya. Hahaha...


Salam,
Agus Tri Yuniawan


Sumber Gambar: liveyounglifestyle[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

ketika kau diuji, itu tandanya di dalam dirimu telah ada keMAMPUan untuk menghadapinya. Jadi hadapi dan jalani saja dengan sebaik-baiknya, berusahalah agar dapat "lulus", sehingga nantinya tidak remidi, hehe...
agar dirimu kuat, perbanyaklah mengucap "laa ḥaula walaa quwwata illa billah".
.
.
dan, ujian itu tidak melulu berupa kesempitan, tetapi bisa juga berupa kelapangan. passwordnya, ketika menghadapi kesempitan adalah 'sabar', dan saat menjalani kelapangan adalah 'syukur'. Itu saja.

======================================================================

kalimat-kalimat yang tertulis diatas bersifat tetap. namun dalam memahaminya, bisa saja berbeda. ketika dibaca oleh anak SMP, mungkin beda pemahamannya dengan anak SMA. ketika yang membaca adalah mahasiswa, bisa saja berbeda rasa dan maknanya dengan orangtua., dan, ketika dibaca saat ini pun barangkali bisa tidak sama pemahamannya ketika dibaca lagi tahun depan.
.
.
setiap hikmah yang diterima, pemahaman orang bisa berlainan antara orang satu dengan yang lainnya. hal itu karena beraneka ragamnya pengalaman, lingkungan, cara pandang, dan lain sebagainya. itulah mengapa kita diajarkan untuk selalu menuntut ilmu, tentunya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
.
.
sudah, mau nyatet itu saja, biar nggak lupa. selamat istirahat kawan...


Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: WorldArtsMe[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Matahari, maskulin, sinarnya panas. Bulan, feminim, cahayanya dingin. Keduanya menghasilkan keseimbangan bagi bumi dan isinya. Siang dan malam, air laut pasang dan surut, keberadaannya menjadi pedoman waktu bagi umat. 

Matahari dan bulan. Tanda kebesaran Rabb Yang Mahakuasa, bagi insan yang mau memikirkannya.

Dah, 3 malam ini episodenya nonton mbulan, pupung padhang.
============================================
Kedua gambar diambil dari bumi Plempoh, tempatku singgah.
Sumber gambar: Dokumen Pribadi
Link Video Matahari: https://youtu.be/P9DbGQ6lJd0 
Link Video Bulan: https://youtu.be/ZblhTTse16s




Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Bismillah. Tujuan ditulisnya catatan ini yang pertama adalah sebagai ingatan untuk diri penulis sendiri. Yang kedua karena ditulis di media sosial semoga penulis dapat belajar bareng teman-teman semua. Kita punya amanat yaitu menyampaikan kebenaran yang haq meskipun satu ayat saja.
.
.
Pembahasan tentang hati telah banyak disebutkan dalam ayat dan hadits. Bahkan dari sekian ribu hadits yang telah diriwayatkan, sebanyak sepertiganya adalah tentang hati. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan hati sangat penting dan diperhatikan dalam agama. Bahkan saking pentingnya, penulis mikir-mikir nih mesti nulis dari mana. Namun mari kita diskusikan sesuai kadar pengetahuan kita saat ini, disesuaikan dengan format tulisan status fesbuk.
.
.
Disebutkan, ada seorang pemuda Ansor, yang dikabarkan oleh Rasulullah bahwa ia penduduk surga. Sampai ada sahabat yang menyelidiki sebab apa ia dikabarkan demikian. Lalu didapati bahwa pemuda tersebut senantiasa membuang jauh-jauh rasa hasad dan dengki serta memaafkan kepada siapa saja yang berbuat salah padanya. Disebutkan juga, dalam tubuh kita ini ada segumpal daging, jika ia baik maka baik pula seluruh tubuh, begitu pula sebaliknya, dan segumpal daging itu adalah hati. 
.
.
Oke, dua itu dulu, lalu apa kaitannya dengan judul diatas?
.
.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kita sebagai makhluk sosial tentu berinteraksi dengan banyak orang. Terutama keluarga kita, saudara2 kita, tetangga2 kita dan teman2 dalam profesi maupun komunitas. Dengan demikian tentu kita mengetahui sedikit ataupun banyak dari karakter masing-masing. Hati yang baik menyebabkan apa yang terucap dan tergerak menjadi baik pula, sehingga orang-orang disekitar merasakan nyaman. Disebutkan juga bahwa muslim yang baik adalah yang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.
.
.
Kondisi hati seseorang, itu dapat dibaca oleh orang lain melalui tanda-tanda non verbal yang ditunjukkan. Ilustrasi mudahnya seperti ini, pernah nggak teman-teman punya sahabat/tetangga/keluarga, dan ketika sahabat/tetangga/keluarga tersebut ada disekitar kita, maka kita merasa nyamaaan. (saya tulis a nya tiga untuk penekanan saja 😉), bahkan ketika dalam satu kesempatan tidak terucap satu kata pun rasanya nyamaaan. Ketika sahabat/tetangga/keluarga tersebut bertemu ataupun bertamu, rasanya fine-fine saja, tidak ada rasa canggung, dan tidak ada rasa macem-macem yang lainnya. Dan ketika di lain tempat, sahabat/tetangga/keluarga tersebut berada, dia juga enjoy dengan siapa pun. 

Ada nggak teman-teman menjumpai seperti itu?
.
.
Jangankan sesama orang, sejarah orang-orang shalih terdahulu mencatatkan bahwa binatang buas saja dapat tunduk dan keluar dari fitrahnya (fitrahnya binatang buas kan menerkam dan memangsa). Orang-orang yang diceritakan tersebut, mereka mempunyai hati yang baik. Hati yang baik adalah yang melakukan segala sesuatunya karena Rabb-nya saja. Mereka tidak punya kepentingan pribadi apa pun, tidak ada motivasi meraih sesuatu pun materi, nggak butuh pujian, popularitas, atau pun pengakuan manusia. Jika mereka melakukan ibadah, hati mereka tahu bahwa itu merupakan melaksanakan perintah Rabb-nya. Jika mereka berkata yang baik dan tidak menyakiti tetangga, itu karena hati mereka tahu bahwa itu tauladan Rasulullah. Jika mereka bersikap terhadap binatang, tumbuhan, dan lingkungan sekitar, itu karena hati mereka paham adab dan akhlak terhadap lingkungan. 
.
.
Baik, kesimpulannya adalah, hati merupakan komandan bagi diri, dan menentukan baik dan tidaknya seseorang. Karena pentingnya hal ini, maka Aa' Gym menyanyikan lagu jagalah hati 🤩. Hati menentukan akhlak seseorang terhadap Rabb-nya, terhadap sesama manusia, dan terhadap lingkungan di sekitarnya. 
.
.
Melalui catatan ini, manfaatnya bagi kita adalah kita semakin tahu kondisi hati kita masing-masing. Jika masih banyak yang perlu ditambal sana-sini, semoga kita diberikan kekuatan dan kemudahan untuk selalu memperbaikinya. Jika hati kita ternyata sakit, kita minta pada Rabb yang menggenggam hati supaya menyembuhkannya, ya.... biar sembuh, pulih, sehat, pelan-pelan sambil dinikmati prosesnya, jangan kemrungsung dan minta diganti dengan sepotong hati yang baru loh ya, hehe...
.
.
Sudah, mau nulis itu saja. Ditulis biar tidak lupa. Alhamdulillah.

Salam,
Agus Tri Yuniawan


Sumber Gambar: cnidc715[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Teman-teman, kutuliskan secuil cerita dari ngobrol dengan kawan baru kemarin. Kawan saya ini kuliahnya loncat-loncat, artinya pindah dari univ satu ke univ lain sampai empat kali. Lulusnya pun sabar banget, alias lama banget baru wisuda. Namun dia cerita, sebenarnya ibunya sudah berkali-kali ngomongin, nasehatin, kasih saran dll. Namun baginya, nasehat ibunya itu aneh gitu lho, ndeso, nggak relevan dengan zaman sekarang. Dan akhirnya sekarang, setelah ia lulus, ia baru sadar, "oo...jadi gitu maksud mamak dulu yah."
.
.
Teman-teman, mungkin kita pernah mengalami masa-masa seperti itu, dengan berbagai macam versi yang berbeda, tetapi intinya tetap sama yaitu tentang nasihat orangtua. Kadang-kadang memang nasehat orangtua terasa tidak relevan dan tidak support dengan kondisi zaman saat ini. Namun ketahuilah bahwa di balik itu ada satu nilai yang berharga, yang berlaku jangka panjang. PERLU bagi kita mempertimbangkan itu.
.
.
Teman-teman, kata ustad di kampung saya, hidup ini pendek. Sependek jarak antara huruf B dan D. B artinya Birth, lahir, dan D artinya Death, kematian. Diantara B dan D ada huruf C, yaitu Choice. Sehingga dalam hidup ini tergantung pilihan kita. Sekiranya nasihat orangtua ini 'memang dirasa kurang relevan', dan kita mempunyai alternatif lain yang lebih baik menurut kita, sampaikan dan tawarkan dengan baik kepada orangtua, semoga mereka bisa menerima. Jika memang kita belum bisa menerima nasihat mereka, yah jangan buru-buru dicoret, tapi di stabilo dulu saja, dengan harapan suatu saat semoga kita bisa memahaminya. Makanan saja perlu waktu agar bisa diserap, begitu juga kata-kata. Orang pernah bilang, nasihat orangtua nggak mungkin 'njlomprongke' anaknya, karena mereka berkata berdasarkan pengalaman.
.
.
Teman-teman, suatu saat kita juga menjadi orangtua, insya Allah. Maka di kehidupan yang pendek ini, jika ada nasihat yang diberikan orangtua kepada kita, semoga kita diberikan pemahaman yang baik atas itu. Kebijaksanaan dan sumbu yang panjang perlu kita latih terus. 
.
.
Akhir kata teman-teman, demikian secuil cerita kutuliskan. Yang nulis belum tentu ingat terus, suatu saat penulis bisa lupa dengan apa yang ditulisnya. Oleh karena itu, semoga dengan media ini dapat menjadi ingatan bagi kita semua. 



Salam,
Agus Tri Yunaiwan



Sumber Gambar: twitter[dot]com

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Keinginan yang berada dalam diri terkadang kuat menggebu-gebu, terkadang slow dan netral. Sudahlah, jalani saja semuanya dengan niat yang tulus, niat yang BAIK, dan tetap memohon kepada Sang Pemilik Segala Hal. Kenapa? Karena sesuatu yang telah ditakdirkan TIDAK AKAN SALAH ALAMAT. Mungkin kita suka bermain-main dengan prasangka kita masing-masing, tetapi bukankah ALLAH itu MAHA 'ALIM, yang mengetahui segalanya. Pengelihatan, pendengaran dan pemikiran kita ini TERBATAS kawan, maka mengapa masih sering bermain prasangka? 

Meskipun demikian, prasangka ini wajar, setiap orang mempunyainya, kadar dan kontrolnya yang berbeda. Untuk itu sering-seringlah berprasangka yang baik, agar hatimu lebih tenang. Ini bukan fatalis, tetapi agar khauf (rasa takut) dan raja' (rasa harap) menjadi berimbang.

Jadi mengapa saya menulis ini? Ya karena saya sering LUPA, ya, lupanya sering banget, saya tulis agar ketika saya lupa, saya menjadi ingat kembali. So, agar pikiran dan perasaanmu tidak 'nglambrang' kemana-mana, sering sharing-lah kepada orang terdekat dalam hidupmu, terutama kepada orangtuamu, ya, orangtua yang ada dirumahmu, ibumu, bapakmu, di keluargamu. Mengapa? Ya karena setiap ada kepentingan, persoalan, kebutuhan, bukan temanmu yang jauh yang mengulurkan tangan pertama kali, bukan sahabat facebookmu yang menyediakan bahu untuk bersandar pertama kali, bukan teman whatsappmu yang pertama kali memberikan tissue untuk mengelap air matamu, tetapi KELUARGAmu.

Sudah ya teman-teman, mau nulis ini aja kok. Selamat pagi.


Salam,

Agus Tri Yuniawan


Sumber Gambar: thenest[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Pernah nggak, lihat adek bayi yang belum lama diberi makanan pendamping ASI? Dia dikasih bubur, air tajin, dan makanan lunak lainnya. Namun terkadang dia seakan-akan ingin ikut makan makanan yang dipegang ibunya. Si ibu makan sate, ee... tangan dedek mencoba meraih sate, pengen ikut makan. Tapi nggak mungkin si ibu lalu memberinya sate, karena ibu tahu, putranya belum waktunya makan itu, gigi belum tumbuh, pencernaan belum siap. Ibu melakukan itu karena sayangnya dan menjaga kebaikan bayinya.

.
.
Kalaulah demikian sikap ibu kepada anaknya, begitu juga Allah. Allah adalah zat yang rasa sayang-Nya jauh melebihi rasa sayang seorang ibu kepada anaknya. Maka ketika keinginanmu, doa-doamu, harapan-harapanmu belum Allah berikan, itu karena Allah tahu engkau belum siap. Yang sabar saja. Hanya soal waktu kok. Lakukan ibadah yang bener, perbaiki sholatmu, dan nanti kalau sudah tiba waktunya, ibu pasti memberimu sate tanpa kau minta sekalipun. 
.
.
Status ini nasehat bagi jiwa. Yang nulis pun bisa tidak istiqomah. Namun karena ditulis untuk umum, harapannya agar diriku, dirimu, bisa saling mengingatkan. Kalaupun aku dan kamu kadang mampir rasa sungkan, setidaknya bisa mendoakan. Tulisan ini pun juga bukan motivasi, apalagi sugesti, tapi hanyalah catatan yang semoga dengannya ini menambah iman. Monggo kawan, dilahap satenya, mumpung belum imsak.


Salam,
Agus Tri Yuniawan


Sumber Gambar: flicker[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Teman-teman, barangkali ada diantara kita yang kesehariannya lancar-lancar saja, tak ada hambatan yang berarti. Namun adakalanya terjadi situasi yang tidak mengenakkan. Misalnya adalah digosipin, dikritik, dihina, diremehkan, dll. 

Ketika situasi tersebut terjadi, mungkin yang dirasakan adalah rasa kalut, marah, belum bisa menerima, tidak bisa tidur, sulit merasakan nikmatnya makan, dll. Meskipun memang apa yang mereka sampaikan tersebut mungkin saja benar, tetapi tetap saja tidak mengenakkan. 

Nah, ketika menerima situasi yang demikian, perlu ada bagian diri yang menerima hal tersebut sebagai sesuatu yang memberdayakan. "Kira-kira apa ya maksud dari semua itu ditujukan kepada saya?" Oh, ternyata saya perlu berbenah. Misalnya seperti itu.

Akhirnya, berapapun banyaknya kata motivasi yang kita terima, berpuluh-puluh kata mutiara yang kita baca, yang dengan itu kita berharap membawa perbaikan pada diri kita, seringkali itu semua kalah dengan satu kejadian nyata yang tidak mengenakkan, yang dengannya itu justru memicu diri kita untuk berubah menjadi lebih baik.

Maka benarlah firman Allah Ta'ala:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”

Teman-teman, mari kita menerima diri kita sebagaimana yang telah Allah berikan kepada kita. Dan mari minta pertolongan pada-Nya supaya kita dapat berbenah. Kesempurnaan hanyalah milik Allah.

Selamat berpuasa teman-teman.

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: Youtube
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Sebagai makhluk yang masih hidup, manusia tentu mengalami masalah. Masalah berarti adanya jarak antara harapan dengan kenyataan. 

Ada yang mempunyai masalah dengan tinggi badan misalnya. Ia mempunyai harapan mempunyai tinggi badan 170cm, tetapi realitanya tinggi badannya 160cm, sehingga hal ini menjadi masalah baginya. Contoh lain pun sangat banyak.

Masalah tidak lagi dirasakan sebagai masalah manakala orang dapat memberi toleransi terhadap masalah tersebut. Misalnya kita mempunyai sahabat yang kalau tidur ngorok. Bagi orang lain, bisa jadi ngoroknya tersebut menjadi masalah, tetapi bagi kita yang sudah terbiasa, bisa memberi toleransi atas hal tersebut, maka hal itu tak lagi menjadi masalah.

Hal tersebut terjadi karena seorang sahabat tidak berharap muluk-muluk supaya sahabatnya tersebut sempurna. Ia pun menyadari bahwa kenyataan yang terjadi tidak lain merupakan kehendak Allah. Maka mbok mau ngoroknya kayak apapun hal itu tidak lagi menjadi masalah baginya. Kira-kira seperti itu misalnya. 

Contoh lain masih banyak silakan teman-teman cocokkan sendiri. Intinya, sesuatu disebut masalah jika dirasa ada jarak antara keinginan dengan kenyataan.

Maka, mari bersyukur, yang masih mempunyai keluarga, mereka tahu kekurangan kita, tetapi mereka tetap sabar dan sayang terhadap kita. Karena mereka sudah mengenal kita, sehingga jarak antara harapan dan kenyataan pun semakin pendek. 

Begitu juga diantara kita barangkali yang sudah mempunyai pasangan hidup, yang ia sudah mengetahui kekurangan dan sifat-sifat kita, tetapi ia memilih untuk bertahan dan setia. Maka sangat pantas bagi kita semua untuk bersyukur.

Jadi, semakin jauh jarak, maka semakin terasa masalahnya. Semakin pendek jarak, maka semakin tidak terasa sebagai masalah. Sehingga tolak ukur sesuatu sebagai masalah atau tidak adalah terletak di dalam diri setiap manusia. Kemampuan diri menyikapi jarak ini tergantung banyak hal, diantaranya adalah cara pandang, kematangan jiwa (baca: kedewasaan), pendidikan, pergaulan, dan yang terpenting adalah karena pertolongan dari Allah.

Sudah, mau nulis itu saja teman-teman. Sampai jumpa. Mohon maaf jika tulisannya mbulet sulit dipahami, itu karena keterbatasan kami. 

Teman-teman mengingatkan juga bahwa malam ini malam ganjil Ramadhan, bertepatan malam Jum'at, semoga dapat termanfaatkan dengan baik.

Anaa uhibbukum fillah. Wassalamu'alaikum wr wb.

Salam,
Agus Tri Yuniawan

Sumber Gambar: letsintern[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Coretan ini mungkin terlalu panjang untuk ukuran status fb, tetapi saya mendapatkan hikmah dari hal sederhana ini.


Tulisan ini terinspirasi dari beberapa modem wifi yang berjajar di meja dekat saya berada kemarin siang. Ada teman saya melihat hal tersebut kemudian berkata, "e...modem banyak gitu kok dipakai sendirian to mas" Jawab saya spontan, "meski banyak gini yang terconnect kan ya cuma satu to bu".



Sontak saya merasa, "iya juga ya, tidak semua modem yang berjejer ini terkoneksi satu sama lain., meski kuota ada, baterai full charge, tapi yang bisa terkoneksi dalam satu perangkat juga cuma satu modem, dan sekalipun disandingkan dengan laptop seperti itu bisa jadi si laptop tidak konek dengan ketiganya, tetapi terkoneksi dengan sinyal lain diluar itu."



Pelajaran yang saya dapat adalah, sekalipun antar orang terlihat guyup rukun dalam satu tempat duduk, maka bisa jadi hati-nya tidak nyambung dengan baik. 



Ada kisah nyata yang relevan dengan hal ini, terjadi di kampung saya, ya dikampung asal saya. Ada satu, dua, tiga orang, dan semuanya adalah tokoh masyarakat. Ketika dalam satu perkumpulan, majelis, atau forum, terlihat beliau-beliau ini akrab-akrab saja, baik-baik saja. Namun ketika berpisah diantaranya, saya mendapati satu diantara yang lain itu kadang membicarakan ketidakcocokan yang lainnya. Sementara itu di lain tempat, beliau yang tadi dibicarakan itu juga membicarakan kekurangan yang lainnya dan menunjukkan ketidakcocokannya. Saya tahu hal ini karena kepada sayalah mereka bercerita. 



Lama saya merenung, kok bisa ya?? Akhirnya saya mengambil pelajaran bahwa inilah sebenarnya kelemahan kita, sesuatu hal yang tidak nampak, akan tetapi mampu mencerai-beraikan ikatan. Inilah strategi setan dalam memecah belah umat, yakni dengan memasukkan rasa benci terhadap sesama mukmin. 



Apakah adanya 'rasa benci' dalam diri itu jelek? Enggak juga, karena ini hal yang alami. Karena itulah orang Jawa menyebut manusia sebagai 'manungsa', yang diartikan manunggaling rasa, yakni rasa sedih, rasa gembira, rasa cinta, rasa benci, dll berada dlm diri manusia. Maka disini yang berperan penting adalah hadirnya ilmu. Ilmu itulah yang menjadi alat kawal kita semua dalam menjalani hidup ini. Rasa tidak suka, jika dikawal dengan ilmu, maka ilmu itulah yang menjaga lisan untuk tidak berkata sembarangan, ilmu itulah yang menjaga tangan untuk tidak berbuat yang tidak semestinya.



Namun mengandalkan ilmu saja juga tidak cukup. Kita juga perlu senantiasa memohon hidayah kepada Allah. Mengapa? Karena ilmu yang telah ada pada diri seseorang tidak menjamin orang tersebut dapat mengamalkan ilmu itu. Orang tahu kalau olahraga itu penting, tetapi bisakah untuk rutin mengamalkannya? belum tentu. Orang tahu kalau membenci, berprasangka buruk, hasad, ghibah, dsb itu jelek, tetapi bisakah untuk senantiasa terjaga darinya? Ya belum tentu.



Begitu juga menjaga hati untuk senantiasa cinta terhadap sesama mukmin. Sebagaimana pokok yang merupakan kesempurnaan keimanan, yaitu mencintai sesuatu karena Allah dan membenci sesuatu karena Allah. Itu mudah di ucapkan, mudah di pidatokan, tetapi dalam pelaksanaannya perlu latihan dalam jangka waktu sekian lama, tentunya dengan panduan ilmu dan hidayah dari Allah. Selain itu, mudah dan tidaknya hal tersebut dipraktikkan adalah juga berkaitan dengan karakter dominan seseorang. Ada yang plegmatis, sanguin, koleris dan melankolis.



So, saya berkata pada jiwa saya, jika ada saudara yang kurang kita sukai karena beberapa hal yang kurang pas, berikanlah udzur/ alasan. "O...mungkin teman kita itu baru capek, o... mungkin baru ada masalah, o... mungkin baru khilaf", dan jika memang hal yang kurang pas itu adalah karena memang sudah wataknya, maka udzur yang kita berikan adalah "o... inilah kesempatan saya menutupi aib saudara saya, inilah pintu saya untuk meraih pahala sabar, dll...dll...". 



Mungkin beberapa dari kita pernah mendengar istilah-istilah motivasi "berfikir positif, berprasangka positif, dll", sebenarnya kalau kita merujuk kepada kisah-kisah para sahabat, mereka senantiasa memberikan udzur satu sama lain, sekalipun ada perbedaan diantara mereka. Itu baru sahabat, apalagi Rasulullah. Beliau itu semangatnya menutupi aib sesama, semangatnya memberikan udzur, semangatnya mencari kebaikan. 



Akhir tulisan saya mengajak pada jiwa saya sendiri dan pembaca sekalian, mari kita berusaha mencintai saudara-saudara kita sesama mukmin, mari tutupi kekurangannya, jangan diceritakan kemana-mana sebagaimana kita juga tidak ingin kekurangan kita diceritakan kemana-mana. Jikalau ada dalam hati ini ada rasa yang kurang berkenan terhadap saudara kita, berusahalah memaafkan, berikanlah udzur. Jangan sampai di tempat duduk, di meja makan, di majelis, kita duduk bersama seolah rukun tetapi hati kita menyimpan kebencian dan kedengkian. Jumlah kita secara keseluruhan memang banyak, tetapi akan tiba suatu masa dimana yang banyak itu bagaikan buih di lautan. 



Modem-modem telah memberikan saya pelajaran, dimana yang dekat sekalipun belum tentu terkoneksi. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari itu semua. Selamat berakhir pekan kawan. 



Salam,

Agus Tri Yuniawan
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Pernah nggak, suatu kali mengenal seseorang ataupun tokoh tertentu, kesan pertama kita adalah 'wah', hebat, kharismatik dll. Dan perjalanan berikutnya kita mengenal lebih dekat, lebih akrab, rasa 'wah', hebat, kharismatik dll itu kini menjadi biasa. Sampai kita bertemu dengan orang lain yang juga baru kita kenal, dengan berbagai kesan yang menarik, lalu dikelanjutannya setelah mengenal lebih dekat, lebih akrab, maka menjadi terasa biasa, seperti halnya seorang teman.


Nah, itulah menunjukkan bahwa kedudukan setiap orang adalah sama. Mereka punya rasa gembira, takut, berani, sedih dll, demikian halnya dengan kita. Mereka punya berbagai hal kelebihan, tetapi juga mempunyai berbagai macam kekurangan. Pun itu sama dengan kita. Hanya saja mungkin saat ini kita lebih banyak kekurangannya, itu wajar, karena hidup adalah berproses. 



Dan pada akhirnya, yang membedakan cuma satu, yaitu taqwa. T.A.Q.W.A, taqwa. Satu kata lima huruf itulah yang menentukan kemuliaan menurut pandangan Allah. Mengapa menurut pandangan Allah? Karena Allah itu pasti benar. Kalau menurut pandangan manusia, bisa berbeda-beda. Seseorang memandang orang lain hebat, tapi orang lain memandang orang tersebut biasa saja, bahkan jelek. Itulah pandangan manusia. Hati itu kan alat timbang yang paling jelek, dan kita kadang masih terbawa perasaan dalam kehidupan ini. Yah, semoga Allah mengampuni.



So, bentar lagi puasa, semoga kita dapat menjalaninya dengan baik, sehingga akhirnya kita mendapatkan yang satu kata lima huruf tadi. Maafkan aku kawan. See U.


Salam,
Agus Tri Yuniawan



Sumber Gambar: pxhere[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kesempurnaan telah pergi bersama perginya Rasulullah. Kemaksuman telah wafat bersama wafatnya Rasulullah.


Hari ini, tidak ada satu pun manusia yang sempurna dan bersih dari dosa. Definisi dosa ialah segala perbuatan yang mengkhawatirkan, membuat was-was, mengganjal dalam hati dan tidak suka jika diketahui orang lain. Inilah yang menjadi tabir antara manusia dengan rabb nya. Tidak ada yang dapat menyingkap tabir tersebut kecuali dengan bertaubat. Maka ketika Allah memerintahkan kita untuk sholat, Dia TIDAK berkata "bersegeralah!", ketika Allah memerintahkan untuk zakat dan infaq, Dia TIDAK berkata "bersegeralah!", Namun ketika Allah memerintahkan untuk bertaubat, maka Dia berkata "BERSEGERALAH!", karena sesungguhnya disitulah terdapat banyak keutamaan dan keberuntungan, bagi diri sendiri utamanya dan orang lain pada umumnya, baik disini, terlebih lagi kelak disana.
.
.
Namun ketika ternyata ada sahabat kita, tetangga kita, orang lain, baik yang tidak kita kenal dan terlebih lagi orang yang kita kenal berbuat kesalahan, dan kita mengetahuinya, melihatnya, atau menyaksikannya, jika kita mampu TEGURLAH, jika tidak mampu DOAkanlah, TUTUPILAH kesalahan dan kekurangannya, JANGAN DISHARE kemana-mana, sebagaimana KITA JUGA TIDAK INGIN kesalahan dan kekurangan kita dishare kemana-mana. Dan yang tidak kalah penting, JANGAN DIBENCI orangnya, tapi bencilah kepada perbuatannya. SULIT?? iya memang sulit, tapi ini adalah kebutuhan kita bersama. Pengalaman membuktikan orang yang kemarin berbuat salah, kemudian malah orangnya dihujat, dibenci, dijelek-jelekkan, dighibahi dimana-mana, tetapi masyaallah orang tersebut bertaubat dan hari ini menjadi lebih baik dan melesat tinggi. Sementara orang yang kemarin menghujat, membenci, menjelek-jelekkan, mengghibahi kemana-mana, malah stuck dan apa yang kemarin diceritakannya menggebu-gebu, lenyap ditelan waktu, kabur kanginan obor blarak kata orang Jawa.
.
.
Kelak kita TIDAK DITANYA berapa orang yang sudah kita benci, kelak kita TIDAK DITANYA berapa likers atas gosip yang kita share, kelak kita TIDAK DITANYA berapa orang yang berhasil kita beberkan kekurangan dan kesalahannya, tetapi kelak kita PASTI DITANYA berapa banyak orang yang telah kita berikan petunjuk sehingga menjadi lebih baik. 
.
.
Sudahlah, musuh kita sudah terlalu banyak, sedangkan pada diri sendiri saja kekurangan dan kesalahan kita masih terlalu banyak, sibbukkan diri kita untuk mengganti bopeng-bopeng yang ada pada diri kita dengan sesuatu yang lebih baik. Perbanyaklah teman, perbanyaklah sahabat, karena bisa jadi merekalah yang kelak menjadi penolong kita di akhirat. 
.
.
Tulisan-tulisan ini utamanya untuk saya pribadi, dan jika bermanfaat bagi sahabat, ambillah juga. Jika dirimu berbuat dosa dan kesalahan, segeralah bertaubat, gantilah dengan perbuatan yang baik. Jika ada kekurangan pada temanmu, tetanggamu, sahabatmu, DOAkan, tetap bersahabat dengan baik, tutupi aibnya, jangan ceritakan kemana-mana, tidak ada manusia yang sempurna hari ini, karena kesempurnaan telah pergi bersama perginya Rasulullah, kemaksuman telah wafat bersama wafatnya Rasulullah SAW. 
.

Salam,
Agus Tri Yuniawan


Sumber Gambar: islamictreasure[dot]com
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Coretan yang lalu

Tentang Saya


Penulis merupakan Agen Perubahan Informatika yang ikut menjaga konten-konten internet dari informasi hoax, isu SARA, plagiarisme, dan konten negatif lainnya.

Penulis juga bertugas sebagai admin medsos:
Padukuhan Dawung
Twitter @DawungID
Instagram @padukuhandawung
FB @padukuhan.dawung

SLB Negeri 2 Yogyakarta
Twitter @SLBN2Jogja
Instagram @slbn2jogja
FB @SLBN2Jogja

About Me






Tujuan dibuat blog ini:
(1) Sebagai nasehat dari penulis untuk diri penulis sendiri, agar tidak lupa, selanjutnya publik dipersilakan mengambil jika ada manfaatnya,
(2) Sebagai media dakwah, demi guyup dan rukunnya bangsa, untuk keutuhan NKRI,
(3) Sebagai sarana menulis


About Me

Postingan Populer

  • Laporan Aktualisasi Latsar CPNS 2019
    Setiap kegiatan pasti ada penghujungnya. Kini tibalah saatnya kami sampai pada kegiatan penutupan pelatihan dasar CPNS 2019. Pada sesi ak...
  • Status WA Kegiatan Latsar CPNS
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian semua dalam keadaan sehat ya, sahabatku semua. Tulisan kali ini penulis memunculkan tema tentang ...
  • Hubbul Wathan Minal Iman
    Bismillah, Alhamdulillah. Semoga kalian sehat selalu, teman-temanku. Beberapa waktu kemarin, Mas Wildan membuka blog ini, dia bilan...
  • Catatan Latsar: Hari Kedua
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Kedua, Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Rabu, 3 Juli 2019. Kegiatan hari ini diawali dengan jogging ...
  • Catatan Latsar: Hari Pertama
    Bismillah, Alhamdulillah. Catatan kali ini dan 18 hari kedepan adalah catatan penulis selama menjalani Pendidikan dan Pelatihan Dasar (L...
  • Catatan Latsar: Hari Ketiga
    Bismillah, Alhamdulillah. Hari Ketiga Latsar CPNS Gol. III Tahun 2019. Kamis, 4 Juli 2019. Seperti hari sebelumnya, setelah menjalanka...
  • Catatan Latsar: Hari Kedelapan (bagian 1)
    Selasa, 9 Juli 2019. Kegiatan pagi seperti biasa yakni shalat subuh berjamaah, olahraga, sarapan dan apel pagi. Selanjutnya ada tiga agen...
  • Catatan Latsar: Hari Keenam
    Ahad, 7 Juli 2019. Setelah kegiatan temu kangen, kami berkumpul untuk melaksanakan apel. Seperti biasa kami mengatur barisan di depan Asr...
  • Catatan Latsar: Hari Ketujuh
    Senin, 8 Juli 2019. Pada hari ketujuh ini, seperti biasa, kami memulai hari dengan kegiatan olahraga. Kali ini kami jogging di ling...

Sahabat Telah Singgah

blog counter

Blog Archive

  • ►  2019 (41)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (27)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (51)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2017 (22)
    • ▼  Desember (2)
      • CATATAN AKHIR TAHUN
      • SECARIK CATATAN SYUKUR
    • ►  November (1)
      • SAMPAIKAN PADAKU SAJA
    • ►  Oktober (2)
      • JANGAN TERBURU-BURU
      • ADA ORANG YANG RINDU MASA LALU
    • ►  September (2)
      • BUATMU YANG PERFEKSIONIS
      • TARBIYAH
    • ►  Agustus (3)
      • EGOIS
      • YANG PERLU DIINGAT
      • HARMONI
    • ►  Juli (2)
      • TENTANG HATI DAN PENERAPANNYA DALAM PERGAULAN
      • NASEHAT "NDESO"
    • ►  Juni (3)
      • AGAR TIDAK LUPA
      • ALLAH MEMBERIMU KETIKA KAU SUDAH SIAP MENERIMA
      • Situasi Yang Tidak Mengenakkan Bisa Menjadi Cambuk...
    • ►  Mei (3)
      • MASALAH ITU APA
      • MODEM-MODEM WIFI
      • SETIAP ORANG ADALAH SAMA KEDUDUKANNYA
    • ►  April (1)
      • DOSA
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (13)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Dibuat dengan Sepenuh Rasa